DEFINISI KEPUASAN KERJA
A.
Pengertian
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan hal yang
bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda-beda. Menurut para ahli, Kepuasan Kerja dapat diartikan sebagai berikut
:
·
Newstrom
Mengemukakan
bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes
view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak
mendukung yang dialami pegawai dalam bekerja.
Mengartikan
kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”.
Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya.
·
Taufik Noor Hidayat
Keadaan emosional yang
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini dampak dalam
sikap positif karyawan
terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
·
Kreitner & Kinicki
(2005)
Bahwa
kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai
aspek pekerjaan. Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja
bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat relatif puas dengan
suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa
aspek lainnya.
·
Blum (As’ad, 2000)
Mengatakan
bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang merupakan hasil dari
beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, karakteristik
individual, serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri.
Jadi,
dari definisi kepuasan kerja yang diungkapkan oleh para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap,
respon atau perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai
yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya.
B.
Lima
Model Kepuasan Kerja
Model
kepuasan kerja (Kreitner dan Kinicki, 2005) yang menonjol dalam beberapa
litelature dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu :
1.
Pemenuhan Kebutuhan
Model-model ini menjelakan bahwa kepuasan ditentukan oleh karakteristik
dari sebuah pekerjaan memungkinkan seorang individu untuk memenuhi
kebutuhannya.
2. Ketidakcocokan
Ketidakcocokan menjelaskan bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan
yang terpenuhi. Harapan yang terpenuhi mewakili perbedaan antara apa yang
diharapkan oleh seorang individu dari sebuah pekerjaan, seperti upah dan
kesempatan promosi yang baik dan apa yang pada kenyataannya diterima.
3. Pencapaian
Nilai
Gagasan yang melandasi pencapaian nilai adalah bahwa kepuasan berasal
dari persepsi pada suatu pekerjaan yang memungkinkan untuk pemenuhan
nilai-nilai kerja yang penting untuk individu.
4. Persamaan
Model persamaan menyebutkan kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana
seorang individu diperlakukan secara adil ditempat kerja.
5. Watak
(generic)
Model watak / generic umumnya menjelaskan bahwa kepuasan kerja
merupakan sebagian fungsi dari kepribadian manusia atau faktor generic.
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepuasan Kerja
Faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja akan dapat diketahui dengan melihat beberapa hal
yang dapat menimbulkan dan mendorong kepuasan kerja yaitu:
1. Faktor
Psikologik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang
meliputi minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan
keterampilan.
2. Faktor
Sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik sesama
karyawan dengan atasan maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
3. Faktor
Fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan
waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan,
pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
4. Faktor
Finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan
karyawan yang meliputi sistim dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam
tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.
Sementara
menurut para ahli, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah
sebagai berikut :
1.
Menurut Baron & Byrne (1994) ada dua kelompok faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja.
a.
faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan dan
iklim kerja.
b.
Dan Faktor kedua yaitu faktor individual atau karakteristik
karyawan.
2.
Ghiselli dan Brown, mengemukakan adanya
lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu:
a.
Kedudukan (posisi)
Umumnya
manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih
tinggi akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan
yang lebih rendah
b.
Pangkat (golongan)
Ada
pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan
tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila
ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan
pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku
dan perasaannya.
c.
Umur
Dinyatakan
bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara
25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur
yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.
d.
Jaminan Finansial & Jaminan
Sosial
Masalah
finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
e.
Mutu Pengawasan
Kepuasan
karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari
pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan
bagian yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging).
3.
Caugemi dan Claypool (1978) menemukan bahwa hal-hal yang
menyebabkan rasa puas adalah :
a.
Prestasi
b. Penghargaan
c. Kenaikan Jabatan
d. Pujian
Sedangkan
faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan adalah:
a. Kebijaksanaan perusahaan
a. Kebijaksanaan perusahaan
b.
Supervisor
c.
Kondisi kerja
d.
Gaji
4. Burt mengemukakan pendapatnya
tentang faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Adapun
faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor hubungan antar karyawan
o Hubungan antara manajer dengan
karyawan
o Faktor fisik dan kondisi kerja
o Hubungan sosial di antara teman
sekerja
o Emosi dan situasi kerja
b. Faktor individual
o Sikap orang terhadap pekerjaannya
o Umur orang sewaktu bekerja
o Jenis kelamin
c. Faktor-faktor luar (extern)
o Keadaan keluarga karyawan
o Rekreasi
o Pendidikan (training, up grading dan
sebagainya)
D.
Aspek-aspek
yang Terdapat Dalam Kepuasan Kerja
1. Kerja yang secara mental
menantan
Kebanyakan
Karyawan menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk
menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan tugas, kebebasan
dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini
membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang
menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada
kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalamai kesenangan
dan kepuasan.
2. Ganjaran
yang pantas
Para
karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan
sebagai adil dan segaris dengan pengharapan mereka. Pemberian upah yang baik
didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan
kepuasan. Oleh karena itu individu-individu yang
mempersepsikan bahwa keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair and
just) kemungkinan besar akan mengalami kepuasan dari pekerjaan mereka.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan
pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi memperagakan
bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau
merepotkan. Temperatur (suhu), cahaya, kebisingan, dan faktor lingkungan lain
seharusnya tidak esktrem (terlalu banyak atau sedikit).
4. Rekan
kerja yang mendukung
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi
yang berwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi
kebutuhan akan sosial. Oleh karena itu bila mempunyai rekan sekerja yang ramah
dan menyenagkan dapat menciptakan kepuasan kerja yang meningkat. Tetapi
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
5. Kesesuaian
kepribadian dengan pekerjaan
Pada hakikatnya orang yang tipe kepribadiannya kongruen (sama dan
sebangun) dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa
mereka mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari
pekerjaan mereka. Dengan demikian akan lebih besar kemungkinan untuk berhasil
pada pekerjaan tersebut, dan karena sukses ini, mempunyai kebolehjadian yang
lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari dalam kerja mereka.
Menurut (Levi,2002) 5
aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja yaitu :
a. Pekerjaan itu sendiri
(Work It self).
Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai
dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan
seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan
meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
b. Atasan(Supervision)
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi
bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus
atasannya.
c. Teman sekerja
(Workers)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai
dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda
jenis pekerjaannya.
d. Promosi(Promotion)
Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan
untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja.
e. Gaji/Upah(Pay)
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap
layak atau tidak.
E.
Hubungan
Kepuasan Kerja
1. Hubungan Kepuasan
Kerja Dengan Kinerja Karyawan
Kepuasan kerja berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kinerja karyawan. Kepuasan kerja tersebut dapat tercapai apabila hal-hal
dibawah ini
terpenuhi antara
lain
sebagai berikut :
a. Adanya hubungan yang harmonis antara karyawan
dengan atasan
b. Adanya kerjasama yang baik dengan sesama rekan kerja
c. Promosi berkala yang
transparan
d. Adanya kepuasan atas pekerjaan yang dibebankan
e. Adanya kepuasan terhadap pendapatan
2. Hubungan kepuasan kerja dengan komitmen
oranisasional
Kepuasan kerja berpengaruh positif
signifikan terhadap
komitmen organisasi. Hal ini mengandung pengertian
bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila komitmen
terhadap organisasi juga meningkat
dengan kuat.
3. Hubungan Komitmen pada organisasi dengan kinerja karyawan
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Hal ini mengandung
pengertian bahwa kinerja
karyawan dapat ditingkatkan apabila komitmen
terhadap
organisasi juga
meningkat dengan
kuat.
F.
Cara
Mengukur Kepuasan Kerja
Terdapat banyak cara
untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi/perusahaan baik
besar maupun kecil. Paling tidak terdapat empat cara yang dapat dipakai untuk
mengukur kepusan kerja, yaitu :
1. Rating Scale
Pendekatan
yang sering digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan
Rating Scale antara lain :
a.
Minnesota Satisfaction Questionare (MSQ) adalah
suatu instrumen atau alat pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa
yang di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam
unsur kepuasan dan unsur ketidakpuasan. Skala MSQ mengukur berbagai aspek
pekerjaan yang dirasakan sangat memuaskan, memuaskan, tidak dapat
memutuskan, tidak memuaskan dan sangat tidak memuaskan. Karyawan diminta
memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.
b.
Job descriptive index adalah suatu
instrumen pengukur kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Kendall, dan Hulin.
Dengan instrumen ini dapat diketahui secara luas bagaimana sikap karyawan
terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah
pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, supervisi dan mitra kerja.
c.
Porter Need Satisfaction
Questionare adalah suatu intrumen pengukur kepuasan
kerja yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja para manajer. Pertanyaan
yang diajukan lebih mempokuskan diri pada permasalahan tertentu dan tantangan
yang dihadapi oleh para manajer.
2.
Critical Incidents
Critical Incidents dikembangakan oleh Frederick Herzberg.
Dia menggunakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua
faktor. Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para
karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak
puas.
3.
Interview
Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan wawancara
yang dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode ini dapat
diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap berbagai
aspek pekerjaan.
G.
Dampak
Kepuasan Kerja
Secara
historis, pegawai yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan
dengan baik. Masalahnya adalah terdapatnya pegawai yang kepuasan kerjanya
tinggi tidak menjadi pegawai yang produktivitasnya tinggi.
Banyak
pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi, terutama yang
dihasilkan oleh prestasi kerja, bukan sebaliknya. Prestasi kerja lebih baik
mengakibatkan penghargaan lebih tinggi. Bila penghargaan tersebut dirasakan
adil dan memadai, maka kepuasan kerja pegawai akan meningkat karena mereka
menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka.
Kepuasan kerja merupakan
sikap,
respon atau perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai
yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Dengan factor penyebab adalah
·
Faktor Psikologik
·
Faktor Sosial
·
Faktor Fisik
·
Faktor Finansial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar