Kamis, 14 September 2017

17 September 1993

kenapa mereka ribut demi mengetahui tentang ku?
begini kah rasanya diperhatikan orang lain?
sibuk kesana kemari, berselancar di dunia maya hanya untuk mengetahui ulang tahun ku
apa benar masih ada orang baik diluar sana yang tulus?

bahkan ayah dan mamah ku sendiri mungkin lupa dengan hari itu,
aku pun ingin melupakannya
karena, kalo kata teman ku,
pada hari itu justru kami anak yang terlantar batinnya merenung dan meraung sekerasnya
hanya untuk bertanya, apa gunanya kami lahir ke dunia
karena pada hari itu, kami yang menganggap hari itu hari buruk,
dipaksa mengingat bahwasanya kami memiliki orang tua karena itu kami lahir
tapi pada kenyataannya aku sudah tidak ingat kapan terakhir mereka mengucapkan kata indah untuk hari itu.

entah bagaimana dulu hari itu dirayakan,
tak sedikitpun yang aku ingat, seperti semuanya lenyap tak berbekas
apa aku memakai gaun, seberapa besar ukuran kue ku, siapa yang ada di samping kanan dan kiri ku, berapa banyak teman ku yang datang, aku bahkan tidak ingat.
yang aku ingat, hari itu usia ku berkurang, donor darah, dan tidur seharian.




Bu Ina

sosok panutan yang belum lama ku kenal
hampir setiap hari mengeluhkan nasib dari kedua buah hatinya dirumah
tanpa pengasuh, tanpa saudara yang bisa setiap hari dititipkan
dengan penuh rasa khawatir dan tidak enak hati pada suami berangkat kekantor demi mengajari ku

sungguh aku pun sebenarnya tak sepenuh hati melepasmu
tak rela jika harus segera ditinggalkan
banyak dari mereka diluar sana pun ingin serta pergi dari kantor
lantas apa gunanya lagi aku masih bertengger pada tempat yang sama?

kita baru sebentar bersama, tapi entah mengapa aku sayang
larut dalam canda dan kebersamaan yang sejak lama kalian bangun
datang dengan tangan kosong, aku hadir ditengah mencoba berbaur dengan kalian

bu, dari sekian banyak mereka disana, ibu satu-satunya yang bisa ku percaya.
terlalu percayanya, apapun kejelekan tentang mu, takan berguna jika dilayangkan padaku
bu, jika boleh aku meminta untuk lebih bersabar sebentar, aku belum siap bu.
aku bagai anak perempuan yang hendak dilepas ibunya pergi merantau sendiri
itu sebabnya, aku tak pernah mau kau puji,
tak pernah ingin merasakan hangatnya pelukan mu
bukan karena aku tidak mau, karena aku takut jika suatu saat hal indah itu harus lenyap begitu saja
karena aku takut, suatu saat tidak ada lagi tempat untuk ku bersandar

jika memang harus sakit, biar aku menanggungnya
jika memang harus keras, biar aku yang melawannya
jika memang harus sendiri, jangan paksa aku untuk kenal dan dekat dengan yang lain
karena sulit bagi ku kembali kepenjara jika sudah terbiasa bebas diangkasa.
kau terlalu memanjakan ku dengan kasih dan sayang
skau selalu sabar mengajarkan ku dengan senyum dan tawa
jika suatu saat kau tidak ada, siapa yang akan berlaku itu lagi?
kemana lagi harus kucari yang seperti mu?

bu, ku mohon jangan siksa batin ku
aku mohon bu.

belum waktunya

jujur, pernah terlintas dalam benak, andai saja dia merasakan hal yang sama dengan ku,
apa yang sekiranya akan terjadi pada kami
dia selalu mengakui apa-apa yang wanita tidak sukai
tak jarang pula dia membanggakan orang lain jauh lebih baik dari dirinya sendiri
seolah aku ini benar wanita baik-baik dimatanya.

dan pernah beberapa kali aku merasa dekat,
tapi semakin merasa dekat, semaki aku merasa ingin memilikinya
Ya Rabb, aku tidak ingin jatuh kembali dalam kesia-siaan
aku lelah dengan semua rasa sakitnya pengharapan pada manusia
ijinkan aku jatuh hanya pada dia yang telah ditakdirkan untuk ku

karena jika suatu hari nanti aku jatuh padanya,
sungguh aku yang bodoh karena tidak bisa menahan kehendak ku sendiri
aku yang gegabah untuk memainkan perasaan ku sendiri.

15 september 2017

semoga akan selalu seperti ini
agar semua tidak ada yang merugi
seandainya pun suatu saat nanti terjadi
aku ingin hal itu bukan untuk membuatku bersedih kembali.

bangga pada diri sendiri
yang sudah jauh lebih baik mengatur hati
tidak melulu mengeluh karena lelaki
tanpanya pun aku masih mampu hidup sendiri

banyak sudah contoh dari kalian yang telah kupelajari
semoga calon imam ku bukan mereka yang pandai bermain api
tapi memang dia yang sejati
menemani sampai mati

proud

Masih banyak... Terlalu banyak pelajaran yang belum lulus.
Mengikhlaskan
Merelakan
Melepaskan
Jujur pada diri sendiri
Tidak berusaha menjadi munafik.
Dll

Terlalu banyak hingga aku bingung mana yang harus lebih dulu kupelajari.
Padahal, pelajaran itu lekat setiap hari dengan kehidupan.
Terlalu banyak, semakin banyak semakin mendalam.
Semakin melekat dan sulit dienyahkan.

Beruntung, aku memiliki mereka sang pengajar kehidupan.
Satu persatu seperti sudah punya bagian.
Ada tentang anak yang ditelantarkan,
Hidup cukup dengan beramal,
Menjadi pribadi baik,
Unconditionally love,
Sampai kehidupan rumah tangga.

Begitu baiknya allah hadirkan mereka yang tidak banyak perhitungan,
Memberi tanpa mengulas, berpikir dan semampunya membantu dengan sepenuhnya kepedulian.
so proud for having you here guys

Kamis, 07 September 2017

Yang ditinggal

Karena yang ditinggal berkemungkinan besar untuk tetap tinggal dalan kesendirian sampai ada dia yang mampu menggantikan.
Karena yang ditinggal masih sama berada pada tempat dimana kenangan mereka dulu dikalukan.
Karena yang ditinggal, jika tidak berusaha keluar,  maka selamanya akan terperangkap dalam jeratan kesepian.

Karena yang ditinggal selalu berpikir bahwa dia yang dikecewakan
Dan satu satunya yang harus belajar cara mengikhlaskan
Merelakan dia yang menjadi sandaran dan teman dalam kehidupan.
Belajar cara untuk kembali memulainya sendirian.
Bertahan pada satu pijakan dan terseok seok ditengah jalan.

kalender enna


jam kuu

Cuteki kawaii

Blogger news

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info

my dotta