Maaf karena sudah lama tak bersua
Maaf karena tidak bisa mengungkapkan alasan dibalik semua
Maaf karena aku mengambil keputusan hanya untuk diriku sendiri
Maaf karena mungkin aku tidak bisa bersikap biasa
bukan setahun dua tahun dan bukan satu atau dua permasalahan yang kita tau satu sama lain
aku bahkan pernah berkata bahkan kamu adalah aku bagian dari hidup yang tidak terpisahkan
kamu adalah orang yang tuhan hadirkan untuk memecut semangat akan kehidupan yang lama aku acuhkan
kamu adalah keluarga yang entah darimana silsilahnya, tapi memang sampai sebegitunya aku menilai hubungan kita.
sulit, lelah, terpuruk, bahkan depresi pernah sama-sama kita lalui,
tak sedikit air mata ku yang tumpah dibahu mu dan tak jarang kamu melakukan hal yang sama kepada ku.
berawal dari latar belakang yang sama, kebiasaan, pekerjaan, lingkungan, praktis semua hal itu menjadikan kita dekat bukan hanya untuk senang-senang tapi juga kepiluan.
Dan kali ini, lebih sulit untuk ku mengungkapkan apa yang selama ini ada dibenak.
terlalu sulit jika harus dibicarakan langsung
mungkin aku terlalu pengecut untuk tidak berani mengatakannya langsung.
tapi, dibalik itu semua, aku lebih tidak ingin membuat hubungan ini kian jauh dan berujung pada perpisahan. Aku juga ingin mencoba untuk lebih mengerti akan keputusan yang telah kau ambil. terlebih, aku tak sampai hati jika kata-kata ku nanti hanya akan membuat mu sakit hati.
Hi, Old Friend
kau telah mengenal ku dalam banyak hal bukan?
meski tidak semua atau tidak terperinci. tapi setidaknya kau tau apa hal yang paling mampu membuat ku kecewa dan merasa terkhianati.
bukan hanya aku, banyak diluar sana yang mungkin jauh lebih merasa terpuruk ketimbang aku yang masih bisa hidup dengan baik-baik saja.
tapi, ingatkah apa yang paling membuat ku takut menjalani sebuah hubungan? apa alasan dibalik aku tidak ingin terlalu dekkat dengan seseorang? dan kenapa sampai saat ini aku masih enggan untuk menjalin sebuah hubungan dengan lawan jenis.
aku yakin, kau pasti sangat mengetahui hal itu.
karena kamu dan aku sama-sama pernah berada diposisi yang sama.
dikecewanan, bahkan ditinggal dengan orang yang kiranya tidak akan pernah mungkin menjadi bekas dalam kehidupan kita.
diacuhkan, bahkan dibuang hingga terkesan tidak dianggap lagi.
masih ingat kan? kenapa sampai saat ini aku sulit menerima sebuah kebohongan dalam sebuah hubungan, tidak bisa menganggap enteng tentang sebuah kasus perselingkuhan.
kau pasti ingat bukan?
dan atas dasar itu semua, menyangkut hal yang ingin sekali ku utarakan sejak lama.
posisi ku sebagai sahabat yang juga kenalan pacar mu dan sekaligus teman dari orang lain yang sedang dekat dengan mu.
sebagai orang yang bukan karena aku iri atau egois untuk tidak bisa menerima keputusan mu, melaikan orang yang tidak ingin semuanya merasa tersakiti karena tindakan ku yang membiarkan mu dalam sebuah hubungan yang tidak baik.
sejak awal aku katakan bahwa aku tak setuju bukan?
sejak sebelum aku bertanya, sudah berapa lama kalian menjalin hubungan.
aku sudah tau, kamu dan dia ada sesuatu hal lain yang tidak bisa diumbar.
tapi, sampai kapan?
diposisi ku, apa mungkin aku masih bisa tersenyum didepan kalian, sedangkan jauh disana ada seseorang yang tidak tau apa-apa mengenai hal disini, tapi dia percaya dan yakin bahwa kamu adalah orang yang bisa disayang sepenuh hati.
diposisi ku yang serba bingung untuk mendeskripsikan apa sebenarnya hubungan kalian, apa pantas untuk ku ikut dalam sebuah sandiwara yang tak pernah aku suka?
bukan sebuah kewenangan untuk ku memang, untuk meminta mu melakukan hal yang ku mau.
bukan hak ku untuk menyuruh mu mengakhiri hubungan kalian.
karena bagaimanapun aku hanyalah orang luar yang mungkin baru mengenal mu,
aku yang memiliki masalah pribadi dengan depresi dan pikiran aneh ku
dan mungkin hanya aku yang merasa, atau terlalu membesar besasrkan suatu masalah
tapi, sekali lagi. maaf, jika semua ini menyinggung perasaan mu.
aku terlalu bodoh untuk bisa berbohong.
aku terlalu bodoh untuk bersandiwara
aku sudah tidak bisa menahannya lagi.
jadi ku mohon, simak meski hanya sedikit.
apapun keputusan mu nantinya, aku hormati semua.
dan bagaimana hubungan kita nantinya, aku terima karena hidup adalah hal yang masing masing kita jalani secara terpisah.
bagaimanapun, aku harus bersikap realistis. aku tidak akan memohon mu untuk terlalu memikirkan masalahku, untuk itu juga aku mohon agar kau jangan dulu menuntut aku untuk bisa menerima dan menganggap semuanya baik-baik saja.
karena, jujur aku tidak bisa.
hal yang kau lakukan dengan dia (yang baru) membuat ku teringat dan memikirkan kemungkinan yang mungkin dilakukan ibu ku dulu ketika meinggalkan ayah ku.
untuk itu, aku tidak bisa merasa baik-baik saja.
jadi, aku harap kita bisa menikmati waktu kita masing-masing dulu sampai aku berdamai lagi dengan monster dalam diriku.
maaf, demi apapun aku pun sulit.
kau pasti tau betapa beratnya aku menghadapi monster ini
untuk itu aku minta maaf, maaf karena harus kembali jatuh terlebih melepaskan mu untuk sementara waktu.
berbahagialah dengan siapapun, bersandarlah dan jangan terlalu memikirkan aku.
aku pasti juga akan baik-baik saja dan berbahagia disini.
aku harap keputusan ku ini tidak membuat mu kecewa.
hanya sementara, aku janji. sampai saat nya itu tiba, ijinkan aku untuk tidak mengetahui apapun tentang mu.
ijinkan aku untuk sementara waktu benar-benar lepas dari mu.
maaf, tapi percayalah, hampir setiap waktu, sejak saat itu aku selalu ingin mengatakan hal ini.
maaf, tapi aku harap kamu bisa terima.
sekali lagi maaf.