masih banyak hal yang harus aku ketahui,
banyak hal yang masih harus aku sesuaikan
banyak orang yang masih harus ku kenal.
sedang, dia...
tidak butuh waktu lama untuk mengenalnya
hanya beberapa hari, lalu aku luluh dengan semua kasihnya
tidak butuh pemikiran yang panjang utnuk aku tau seperti apa dia sebenarnya
sebagai seorang ibu dari dua orang anak, dia sangat lihai menarik perhatian ku
penuh dedikasi, istri yang patuh dan seorang ibu yang sangat memikirkan anaknya
lalu, alasan apa lagi yang kubutuhkan untuk tidak menyukai dia
seperti tanpa selah aku mencoba mendekatinya
sedikit demi sedikit, lalu tumbuh lah rasa sayang dan ingin memiliki dia seutuhnya
memiliki dia sebagai penganti ibuku yang jauh disana
sampai akhirnya dia berkata untuk meninggalkan ku dalam waktu dekat
aku yang baru saja mulai akrab, haruskah menjauh kembali dari orang dekat
baru saja aku berpikir untuk memulai, dia berkata untuk mengakhiri semuanya
tak mudah bagi ku untuk membuka hati
sulit rasanya menaruh kepercayaan pada orang lagi
sedang dia, tak mau tahu menahu apa yang ada didalam sini.
apa yang aku punya sebagai orang baru?
umur jagung pun lebih tua dari pengalaman ku
selain rasa kecewa, tiada hal besar yang aku miliki
semua teman ku tau itu
kenapa aku selalu ingin terlihat tegar dan kuat didepan.
terkesan nakal dan angkuh dimata orang.
selalu berbuat sesuka hati tanpa memikirkan pendapat yang lain.
karena aku sudah lebih dulu diperlakukan tidak adil dan tidak nyaman.
karena mereka (para orang tua yang bercerai), dengan mudahnya memilih berpisah tanpa memperdulikan perasaan ku.
karena sejak awal pendapat ku hanyalah bualan semata.
dulu, aku terlalu muda untuk berkomentar banyak, terlalu polos untuk mengerti masalah rumah tangga, terlalu sederhana untuk memikirkan hal rumit.
tapi, aku jugalah yang seharusnya mereka pertimbangkan, bukan?.
aku diam, bukan selalu karena setuju. tapi terlalu sering tidak ditanya, dan tidak diberi pilihan.
aku sok tegar, bukan berarti aku bisa menerima kenyataan. itu karena aku tidak ingin dikasihani orang lain, melainkan mereka yang aku kasihi.
dan hanya karena ini, lalu timbul lagi sebuah perkara besar.
dia yang sudah lebih dari 10 tahun ku kenal, kini pun ingin pergi juga dari kehidupan ku
dengan alasan aku yang mengabaikan dan tidak pernah mengganggap dia
dengan cap muna yang ditempel tebal di wajah ku
aku tau semua orang punya masalahnya sendiri
semua punya kehidupannya sendiri
tapi kau lupa, bahwa aku lebih punya trauma ku sendiri
ketimbang kau yang mungkin kehidupannya jauh lebih indah dilihat dari pada punya ku
dan kini, tanpa berbasa basi kau ingin pergi juga,
Ya Rabb, lantas siapa yang aku punya?
haruskah semua terluang terus menerus seperti ini?
kau ambil mereka saru persastu dengan cara yang berbeda
meninggalkan dan membuat aku seperti orang yang menyebabkan kepergian mereka
setelah semua kepercayaan dan ketulusan, lantas apa yang sekarang aku punya?
belum cukupkah ibu yang berselingkuh dibelakang ku?
yang menikah dan memiliki anak lain
atau ayah yang hanya memikirkan pekerjaannya
atau adik yang sibuk dengan pacarnya
atau orang yang sudah kuanggap keluarga, yang meninggalkan ku karena suruhan suaminya
lalu atasan ku yang harus juga resign dari pekerjaannya
dan sekarang teman yang seudah lebih dari 10 tahun pun harus pergi juga
lalu, untuk apa aku bertemu jika akhirnya berpisah?
untuk apa kau sambung sesuatu yang yang ujungnya terbelah dua
aku tak memiliki apapun selain rasa kecewa
hancur semua
runtuh
luluh lantah
habis tak bersisa
jika memang semua akan berakhir sama
tak akan pernah lagi aku mencoba untuk memulainya
sedikit pun, takan lagi aku buka pintu ini
tertutup rapat semuanya
takan kubiarkan celah
setitik pun takan kubiarkan sesuatu masuk lagi kedalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar